Dia Tidak Pernah Berubah-ubah - Tiada Tuhan Selain Allah

Jumat, 17 November 2017

Dia Tidak Pernah Berubah-ubah

Allah besifat Qadim tidak berubah.

Allah itu "LAISA BIJISMIN MUSAWWAR" artinya Allah itu tidak berjisim, jisim ialah sesuatu yang tersusun daripada beberapa unsur. umpamanya manusia terdiri dari unsur empat asal yaitu air, api, angin, dan tanah kemudian setelah dari empat unsur tersebut dijadikan manusia terdiri daripada tulang, daging, darah, dll. Allah tidak seperti demikian. Allah ta'ala tidak dikelilingi oleh arah yakni kirikah, kanankah, ataskah, bawahkah, Ddiluarkah, didalamkah atau muka, belakang, Maha suci Allah dari yang demikian. 

Firman Allah: “Dia (Allah) tidak menyerupai sesuatupun dari makhluk-Nya, dan tidak ada sesuatupun yang menyerupai-Nya”. (QS. as-Syura: 11). 

Kalau kita mahkluk ada kiri, kanan, muka, belakang dll. tapi Allah tidak demikian. Maha suci Allah daripada berjisim, Maha suci Allah daripada arah, Maha suci Allah daripada tempat, Maha suci Allah daripada masa, Maha suci Allah daripada baharu. Allah bersifat dengan sifat QADIM/KEKAL, Allah tidak berubah-ubah selamanya, dan Allah tiada diliputi oleh bumi dan tiada diliputi oleh langit tetapi Allah ta'ala meliputi langit dan bumi, Allah kekal tidak pernah berubah.

Sabda Rasulullah: “Engkau Ya Allah azh-Zhahir (yang segala sesuatu menunjukkan akan ada-Nya), tidak ada sesuatu apapun di atas-Mu, dan Engkau al-Bathin (yang tidak dapat dibayangkan) tidak ada sesuatu apapun di bawah-Mu (HR. Muslim dan lainnya).

Allah baik Sebelum menciptakan tempat (alam semesta ini) atau sesudah menciptakan tempat (alam semesta), Allah tetap seperti semula bersifat dengan sifat QADIM yakni Allah kekal tidak pernah berubah, Maha esa sebelum menciptakan tempat (alam semesta) dan Maha esa setelah menciptakan tempat (alam semesta), Allah tidak berubah jadi banyak, tidak berubah jadi manusia, tidak pernah berubah jadi malaikat, tidak pernah berubah jadi apapun, Allah Qadim kekal tidak pernah berubah.

Amir al-Mu’mininAli ibn Abi Thalib -semoga Allah meridlainya- berkata: “Allah ada pada azal (keberadaan tanpa permulaan) dan belum ada tempat dan Dia (Allah) sekarang (setelah menciptakan 
tempat) tetap seperti semula, ada tanpa tempat” (Dituturkan oleh al-Imam Abu Manshur al-Baghdadi dalam kitabnya al-Farq Bayn al-Firaq, h. 333).

Al-Imam Abu Ja’far ath-Thahawi -Semoga Allah meridlainya- (w 321 H) berkata: “Maha suci Allah dari batas-batas (bentuk kecil maupun besar, jadi Allah tidak mempunyai ukuran sama sekali), batas akhir, sisi-sisi, anggota badan yang besar (seperti wajah, tangan dan lainnya) maupun anggota badan yang kecil (seperti mulut, lidah, anak lidah, hidung, telinga dan lainnya). Dia tidak diliputi oleh satu maupun enam arah penjuru (atas, bawah, kanan, kiri, depan dan belakang); tidak seperti makhluk-Nya yang diliputi oleh enam arah penjuru tersebut”. Perkataan al-Imam Abu Ja’far ath-Thahawi ini merupakan Ijma’ (konsensus) para sahabat dan ulama Salaf (orang-orang yang hidup pada tiga abad pertama hijriyah). 

Allah itu "LAISA KAMISHLIHI SHAIUN" Allah tidak ada yang serupa dengan Dia (Allah), Allah tidak serupa dengan mahkluk Nya.

Al-Imam al-Muhaddits as-Salafi Abu Ja’far ath-Thahawi (w 321 H) dalam kitab aqidahnya yang terkenal dengan nama “al-‘Aqidah ath-Thahwiyyah”. Beliau berkata: “Barang siapa mensifati Allah dengan salah satu sifat dari sifat-sifat manusia, maka ia telah kafir”.

1 komentar:

  1. Allah itu Qadim atau Al-Baqi sudah jelas tidak pernah berubah, yang berubah-ubah sudah pasti bukan Allah (Tuhan).

    BalasHapus

Silahkan komentar sesuai dengan topik, Terimakasih.

Silahkan beri komentar atau saran tentang topik menggunakan kata yang bijak dan utamakan kesopanan. Terimakasih telah berkunjung serta membaca artikel yang ada di blog ini.