Penyebab Allah Tidak Nampak - Tiada Tuhan Selain Allah

Sabtu, 18 November 2017

Penyebab Allah Tidak Nampak

Nikmat paling besar ialah dibuka hijab sehingga nampak Allah bertajalli, adapun yang menutupi HATI itu ialah ke aku an sehingga tidak nampak Allah yang bertajalli sehingga hati jadi lalai lupa kepada Allah, Jikalau hati sudah lalai lupa kepada Allah bagaimana mau sampai kepada Allah ??? Nah yang mendindingi hati itu ialah ke aku an (alam), selama ke aku an masih ada hati akan tertutup (kegelapan), ke aku an ialah alam (baik alam dunia maupun alam akhirat). Tiap-tiap diri manusia ia memiliki hati yang menjadi peranan penting di dalam mengenal Allah, Tidak bisa hati sanubari ini terang selama ke aku an masih menutupi hati hingga lupa lalai kepada Allah. Cara agar ke aku an terkikis habis ialah harus ada bisih waktu untuk menyendiri tafakur, mengikis semua penghalang niat yang baik tersebut. Bilamana ia bersungguh-sungguh di dalam tarikatnya atau di bawah bimbingan mursyidnya dengan mengikuti kegiatan suluk atau khalwat secara kesungguhan maka lambat laun hati yang kegelapan tadi akan bertukar bentuknya dari kegelapan menjadi terang. Manakala hati yang hitam tadi telah berubah menjadi putih bersih barulah ia memberikan sinar. Hati yang putih bersih bersinar itulah yang dinamakan hati Rohani (Qalbu) atau disebut juga dengan diri yang batin. Bila ke aku an atau alam itu SUDAH sirna maka akan nampaklah di sebaliknya bermacam-macam dan berlapis-lapis hingga sampai menembus ke alam Nur, alam Jabarut, alam Lahut, hingga alam Hadrat Hak Allah Ta’ala, barulah ia akan menyaksikan alam yang lebih tinggi dan mengetahuilah ia segala rahsia termasuk dirinya dan hakikatnya dan juga alam seluruhnya dan akhirnya mengenallah ia akan Tuhannya. Itulah sebabnya para wali-wali Allah itu lahir dari para sufi yaitu orang-orang yang telah berhasil membersihkan hatinya dengan bantuan mursyidnya pada dzahir sedang pada hakikatnya dengan kudrat dan iradat Allah Ta’ala. Di sinilah terletak wajibnya mengenal diri untuk jalan mengenal Allah.

LA ILA HAA ILLALAH
Tiada Tuhan selain Allah. Laa (tiada/nafi) adalah merupakan memfanakan diri (ke aku an atau alam), kemudian menjadi kekal (baqa) dalam Tuhan, hanya Ahadiiyyah (Allah) yang ada (isbat), Yang Maha Luas tanpa keterbatasan pengetahuan, tanpa keterbatasan ruang, waktu atau apapun juga. Memfanakan diri berarti mengosongkan hati dan fikiran dari segala ke aku an atau alam, hilangkan ke aku an kita Hati dan fikiran tercurah semata-mata hanya kepada Allah. Itulah yang disebut dzikir berserta Amalan Pada saat ke-aku-an kita sirna, Fana menurut Al Ghazali maka Ke-Aku-an Dzat akan muncul untuk memperlihatkan Jamal Nya (Keindahan NYA) dan masuk ke dalam kekosongan kita. Itulah yang disebut kasyaf. AKU dengan AKU yang ada di dalam diri kita saling berhadapan. Aku mengenal Tuhan melalui Tuhan. Aku mempunyai waktu khusus dengan Tuhan, di dalamnya tidak ada lagi malaikat dan rasulnya. Haqq (Kebenaran) tersembunyi di dalam Ruh, Ruh tersembunyi di dalam Qolbu dan Qolbu (bathin) tersembunyi di dalam Qaalib (tubuh). Penggerak tubuh adalah Ruh, penggerak Ruh adalah Al Haqq (Al Bathin). Hakikat Muhammad adalah merupakan titik pertama dalam mana Dzat mengetahui Dirinya sendiri. Mengenal Dzat harus melalui Dzat. Dalam tahapan ini ruh kita menjadi Ruhul Kudus, kerana telah terbebas dari masalah keduniawian, ruh telah mengalami pencerahan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar sesuai dengan topik, Terimakasih.

Silahkan beri komentar atau saran tentang topik menggunakan kata yang bijak dan utamakan kesopanan. Terimakasih telah berkunjung serta membaca artikel yang ada di blog ini.