Ketika Allah Sudah Tajalli - Tiada Tuhan Selain Allah

Kamis, 07 Desember 2017

Ketika Allah Sudah Tajalli

Maksud Tajalli Allah disini bukan dengan mata kepala, melainkan dengan pandangan syuhud atau nur Mukasyafah (mata hati/bathin). Kalau Allah tajalli ke dunia dzahir, dunia ini tidak kuasa dan akan hancur. Seperti Ketika tajalli Allah di Bukit Thursina pada Nabi Musa a.s. 

"Dan tatkala Musa datang untuk [munajat dengan Kami] pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman [langsung] kepadanya, berkatalah Musa : "Ya Tuhanku, nampakkanlah [diri Engkau] kepadaku agar aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman: "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya [sebagai sediakala] niscaya kamu dapat melihat-Ku". Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: "Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku orang yang pertama-tama beriman". (Q.S. Al-A'raaf:143).

Ketika Allah Sudah Tajalli, Dirinya makhluk lenyap daripada hamba (fana dalam Dzat) yang tinggal hanya Allah (Hak). Baca juga (klik) : Penyebab Allah Tidak Nampak (Tajalli)

Tajalli Dzat, Keledai yang matipun hidup kembali.
Suatu seketika, Dalam pengembaraannya Rabi’ah Al-Adawiyah berkeinginan sekali untuk pergi ke Mekkah menunaikan ibadah haji. Akhirnya, ia berangkat juga dengan ditemani seekor keledai sebagai pengangkut barang-barangnya. Sayangnya, belum lagi perjalanan ke Mekkah sampai, keledai itu tiba-tiba mati di tengah jalan. Ia kemudian berjumpa dengan serombongan kafilah dan mereka menawarkan kepada Rabi’ah untuk membawakan barang-barang miliknya. Namun, tawaran itu ditolaknya baik-baik dengan alasan tak ingin meminta bantuan kepada bukan selain Tuhannya. Ia hanya percaya pada bantuan Allah dan tidak percaya pada makhluk ciptaan-Nya. Orang-orang itu pun memahami keinginan Rabi’ah, sehingga mereka meneruskan perjalanannya. Rabi’ah terdiam dan kemudian menundukkan kepalanya sambil berdoa, “Ya Allah, apalagi yang akan Engkau lakukan dengan seorang perempuan asing dan lemah ini? Engkau-lah yang memanggilku ke rumah-Mu (Ka’bah), tetapi di tengah jalan Engkau mengambil keledaiku dan membiarkan aku seorang diri di tengah padang pasir ini.”Setelah asyik bermunajat, di depan Rabi’ah tampak keledai yang semula mati itu pun hidup kembali. Lalu Rabi’ah sangat gembira karena sudah bisa meneruskan perjalannya ke Mekkah.

Tajalli Dzat, Burung elang yang matipun hidup kembali.
Kisah wali Allah Syekh Abdul Qadir Al Jailani, Pada suatu hari seekor burung elang terbang di atas majlis pengajian Syekh Abdul Qadir. Burung itu berkicau dengan kuatnya, sehingga mengganggu hadirin. Beliau pun berkata: "Wahai angin, ambil kepala burung itu." Maka burung itu pun terjatuh ke tanah, kepalanya terpisah dari tubuhnya, masing-masing tercampak ke satu sudut. Beliau pun turun dari atas kursinya, mengambil bangkai burung tadi dan mengusap-ngusapnya, dengan mengucapkan "bismillahir rahmanir rahim". Seketika itu juga burung itu hidup kembali.

Allah Tajalli kepada siapa saja yang dikehendaki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar sesuai dengan topik, Terimakasih.

Silahkan beri komentar atau saran tentang topik menggunakan kata yang bijak dan utamakan kesopanan. Terimakasih telah berkunjung serta membaca artikel yang ada di blog ini.