Tajalli Allah Kepada Nabi Musa - Tiada Tuhan Selain Allah

Kamis, 07 Desember 2017

Tajalli Allah Kepada Nabi Musa

Gambaran Mukjizat Nabi Musa membelah lautan
Untuk menyertai hamba-Nya yang dikasihi Allah tidak perlu menjelma menjadi mahkluk seperti menjelma dalam bentuk manusia atau dalam bentuk burung dll., Allah tidak demikian. Menjelma menjadi mahkluk itu bukan sifat Allah itu tidak patut (layak) bagi Allah, karena mahkluk penuh dengan sifat kekurangan sedangkan Allah itu Maha Sempurna dan penuh keagungan (Kamalat) dan kuasa atas segala-galanya. Maha Suci Allah dari segala sifat kekurangan. sama seperti memasukkan seekor unta ke lubang jarum begitulah tidak mungkinnya Allah jelma-menjelma jadi mahkluk.

Baca juga : Tajalli-nya Allah di dunia bukan dengan mata kepala, melainkan dengan pandangan syuhud (mata hati/bathin) Nur Mukasyafah.

Allah bertajalli kepada Nabi Musa maka Nabi Musa pun mampu membelah lautan dengan tongkatnya. 

Al-kisah ketika Nabi Musa as bersama pengikutnya dikejar oleh fira'un dengan pasukannya, ketika itu Nabi Musa akhirnya menemui jalan buntu dan harus berhadapan dengan luasnya lautan, Allah SWT pun memberikan wahyu kepada nabi Musa AS agar memukulkan tongkatnya ke laut dan atas izin Allah SWT maka lautan pun terbelah menjadi dua dan memberikan jalan bagi Nabi Musa dan para pengikutnya untuk lewat. Nabi Musa pun berhasil melewatinya dan sampai ke seberang, sedangkan fira'un dan pasukannya yang juga melewati jalan tersebut ditenggelamkan oleh Allah SWT karena laut kembali menyatu dan membuat fira'un mati bersama dengan seluruh pasukannya karena tenggelam. 

“… Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan kepada Musa: “Pergilah kamu dengan hamba-hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari, maka buatlah untuk mereka jalan yang kering dilaut itu, kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam).” (QS. Taha: 77).

“Lalu Kami wahyukan kepada Musa: “Pukullah lautan itu dengan tongkatmu.” Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar.” (QS. Asy Syu’araa’: 26:63).

Allah bisa saja tajalli kepada siapa saja terutama pada rasul-rasul, nabi-nabi, dan wali-wali-Nya atau kepada siapapun yang dikehendakiNya. Apabila Allah sudah bertajalli pada hambanya yang Ia kasihi, maka keajaiban-keajaiban (mukjizat, karamah) pun terjadi, Disitu juga terjadi pembicaraan Allah Dzat yang laistsa kamistlihi syai-un dengan makhluknya yang disebut dengan wahyu (untuk para Nabi dan Rasul) dan Ilham bagi manusia biasa dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar sesuai dengan topik, Terimakasih.

Silahkan beri komentar atau saran tentang topik menggunakan kata yang bijak dan utamakan kesopanan. Terimakasih telah berkunjung serta membaca artikel yang ada di blog ini.