Tetap Hidup Setelah Wafatnya - Tiada Tuhan Selain Allah

Minggu, 10 Desember 2017

Tetap Hidup Setelah Wafatnya

Wali Allah Tetap Hidup Setelah Wafatnya.
Berkata Asy-Syaikh As-Sayyid Abdullah bin Alwi al-Haddad,
قال الشيخ السيد عبد الله بن علوي الحداد  رضي الله عنه :  ان الأخيار اذا ماتوا لم تفقد منهم الا أعيانهم وصوارهم واما حقائقهم فموجودة فهم أحياء في قبورهم , واذا كان الولى حيا في قبره فإنه لم يفقد شيأ من علمه وعقله وقواة الرحانية بل تزداد أرواحهم بعد الموت بصيرة وعلما وحياة الرحانية وتوجها إلى الله , فإذا توجهت أرواحهم إلى الله تعالى في شيء قضاه سبحانه وتعالى وأجراه إكراما لهم.
سراج الطالبين  للشيخ إحسان بن محمد دحلان الجمفسي الكديري ج 1 ص 466.

Asy-Syaikh As-Sayyid Abdullah bin Alwi al-Haddad radliyallahu’anh berkata:
Sesungguhnya orang-orang pilihan (waliyullah) jika mereka wafat, tidak hilang dari mereka kecuali hanya jasad dan bentuknya saja. Adapun hakekatnya,  mereka hidup dalam kubur mereka. Dan ketika seorang wali itu hidup dalam kubur mereka, sesungguhnya  tidak lepas dari diri mereka sedikit pun ilmu, aqal, dan kekuatan ruhani mereka. Bahkan bertambahlah pada arwah-arwah mereka bashirah, ilmu, kehidupan ruhaniyyah,  dan tawajjuh mereka kepada Allah setelah kematian mereka. Dan jika arwah-arwah mereka bertawajjuh kepada Allah Ta’ala dalam suatu hal (hajat), maka Allah Ta’ala pasti memenuhinya dan mengabulkannya sebagai kehormatan bagi mereka.

Para Nabi/Rasul Tetap Hidup Setelah Wafatnya.
Dikutipkan dari kitab Tanwirul Halak karya Imam Suyuti. 
Berikut kutipan dari Kitab Tanwirul Halak: Imam al-Baihaqi telah membahas sepenggal kehidupan para nabi. Ia menyatakan dalam kitab Dalailun Nubuwwah: “Para nabi hidup di sisi Tuhan mereka seperti para syuhada.”

Abu Ya’la dalam Musnad-nya dan al-Baihaqi dalam kitab Hayatul Anbiya’ mengeluarkan hadis dari Anas ra: Nabi saw bersabda: “Para nabi hidup di kubur mereka dalam keadaan mengerjakan shalat.” Al-Baihaqi mengeluarkan hadis dari Anas ra: Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya para nabi tidaklah ditinggalkan di dalam kubur mereka setelah empat puluh malam, akan tetapi mereka shalat di hadapan Allah SWT sampai ditiupnya sangkakala.” Sufyan meriwayatkan dalam al-Jami’, ia mengatakan: “Syeikh kami berkata, dari Sa’id bin al-Musayyab, ia mengatakan, “Tidaklah seorang nabi itu tinggal di dalam kuburnya lebih dari empat puluh malam, lalu ia diangkat.”

Al-Baihaqi menyatakan, atas dasar inilah mereka layaknya seperti orang hidup kebanyakan, sesuai dengan Allah menempatkan mereka. ‘Abdur Razzaq dalam Musnadnya meriwayatkan dari as-Tsauri, dari Abil Miqdam, dari Sa’id bin Musayyab, ia berkata: “Tidaklah seorang nabi mendiami bumi lebih dari empat puluh hari.” Abui Miqdam meriwayatkan dari Tsabit bin Hurmuz al-Kufi, seorang syeikh yang shaleh, Ibn Hibban dalam Tarikhnya dan Thabrani dalam al-Kabir serta Abu Nua’im dalam al-Hilyah, dari Anas ra berkata: Rasulullah saw bersabda: “Tidaklah seorang nabi pun yang meninggal, kemudian mendiami kuburnya kecuali hanya empat puluh hari.”

Imamul Haramairi dalam kitab an-Nihayah, dan ar-Rafi’i dalam kitab as-Syarah diriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda “Aku dimuliakan oleh Tuhanku dari ditinggalkannya aku dikubur selama tiga hari.” Imam al-Haramain menambahkan, diriwayatkan lebih dari dua hari. Abui Hasan bin ar-Raghwati al-Hanbali mencantumkan dalam sebagian kitab-kitabnya: “Sesungguhnya Allah tidak meninggalkan seorang nabi pun di dalam kuburnya lebih dari setengah hari.” Al-Imam Badruddin bin as-Shahib dalam Tadzkirahnya membahas dalam satu bab tentang hidupnya Nabi saw setelah memasuki alam barzakh. Ia mengambil dalil penjelasan Pemilik syari’at (Allah) dari firmanNya: “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah, itu mati, bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rejeki,” (QS. Ali ‘Imran: 169).

Para Nabi termasuk Nabi Muhammad saw. hidup dengan jasad dan ruhnya, sama bentuk/keadaannya saat sebelum mereka wafat, tidak berubah sedikitpun. mereka tidak tampak oleh pandangan sebagaimana para malaikat yang wujudnya adalah ada dan hidup dengan jasad mereka. melakukan aktivitas sekehendaknya diseluruh bumi dan di alam malakut. para Nabi tidak dimakan oleh bumi sedikit pun mereka hidup setelah wafatnya. 

Seperti Nabi Muhammad saw. tetap masih mengetahui ummatnya yang bershalawat kepadanya, beliau tetap membalas shalawat dari ummatnya. Orang yang banyak bershalawat dengan ihklas akan dibukakan hijab oleh Allah berjumpa Nabi, ada yang dibuka hijab bertemu dengan Nabi dalam mimpi dan ada yang bertemu dan melihat Nabi dalam keadaan seperti Nabi masih hidup bahkan ada yang dibuka hijab hingga hidupnya dibimbing oleh Nabi (Nabi menjadi guru bathinnya). Siapa saja yang telah dibuka hijab bertemu Nabi walau dalam mimpi insya Allah diberi karamah oleh Allah dan ia selamat dunia dan akhirat. 

Perbanyaklah  Bershalawat ...

1 komentar:

  1. seseorang yang sudah berada di maqam hakikat dapat hidup secara ruhani walaupun jasadnya telah mati

    BalasHapus

Silahkan komentar sesuai dengan topik, Terimakasih.

Silahkan beri komentar atau saran tentang topik menggunakan kata yang bijak dan utamakan kesopanan. Terimakasih telah berkunjung serta membaca artikel yang ada di blog ini.